Belum lama ini Xiaomi di beritakan mengalami penurunan, lalu apa yang salah dengan Xiaomi? Sempat jadi anak emas di jagat smartphone, penjualan mereka malah terus merosot, demikian pula dengan nilai perusahaan. Apa yang terjadi?
Melesatnya Xiaomi terutama karena mereka bisa menjual smartphone hardware premium yang harganya jauh lebih murah di kelasnya. Tapi keunggulan ini tak bertahan lama. Banyak vendor mengekor strategi serupa.
Terlebih lagi, para kompetitor kadang melakukan inovasi sambil tetap menjaga harga tetap rendah. Sebut saja Oppo dan OnePlus mengusung teknologi isi ulang cepat atau Huawei dengan dual kamera. Sedangkan Xiaomi seolah jalan di tempat alias begitu-begitu saja.
Masalah lain adalah Xiaomi terus saja fokus pada smartphone murah dengan produk seperti Redmi. Padahal konsumen, terutama di China, terindikasi sudah mau membayar lebih untuk membeli smartphone yang lebih baik.
Namun jika masalah ini terus terjadi, bukan tidak mungkin Xiaomi hanya menjadi brand smartphone yang kepopuleran nya hanya sesaat.
Sejak kemunculan nya pertama kali di Indonesia, Xiaomi menggemparkan jagat smartphone dengan menjual smartphone di bawah 2 juta dengan spesifikasi mewah seperti kamera 8 mega pixel dan prosesor yang memiliki inti quad core. Kita tunggu saja kelanjutan dari Xiaomi.