Semakin banyaknya pengembang di dunia mobile memunculkan bermacam-macam pilihan sistem operasi yang ditawarkan. Semua ini berkat pengaruh sumber terbuka Linux yang boleh dimodifikasi dan diedarkan seluas mungkin. Namun Tidak sedikit yang gagal dan berhenti mempromosikan OS smartphone buatannya sebut saja MeeGo (2011), sistem operasi yang dikembangkan oleh Microsoft dan Nokia ini tidak berhasil meluncur karena kebijakan Nokia kala itu lebih memilih Windows Phone daripada mengembangkan ponsel dengan sistim terbuka.
Kemudian pada 2012, para mantan developer MeeGo ini mengumumkan akan melanjutkan sistem operasi yang telah ditinggalkan oleh nokia ini dengan menggusung nama baru Sailfish dibawah payung perusahaan Jolla. Setelah mengalami berbagai perubahan dari segi interface dan perancangan, Jolla akhirnya merilis Sailfish OS pada tahun 2014. Senada dengan Android yang telah muncul lebih dulu pada tahun 2009 Jolla juga menginginkan aplikasi Saifish berkembang dengan membagikan secara gratis SDK atau peralatan untuk membangun aplikasi pada platform tersebut, karena pada dasarnya sistem operasi ini juga berlisensi publik.
Setelah lama tidak didengar, pada 2016 ini Jolla berhasil mendapat perhatian pasar dengan rilisnya Sailfish OS 2.0 yang disematkan pada smartphone Jolla C limited edition yang secara mengejutkan 1000 stok smartphone ini telah ludes dipesan dalam kurun waktu satu hari saja.
Jadi apa yang membuat smartphone ini menarik perhatian? Meskipun harga dan spesifikasinya bisa dibilang sebanding dengan smartphone-smartphone Android pada umumnya, dengan harga Rp 2,5 juta Jolla C menggunakan layar 5 inci 720p, kamera 8MP dan 2MP, memori internal 16GB tanpa slot micro SD, baterai 2500 mAh serta memori RAM 2GB, namun anda harus melihat jeroan Jelly C yang katanya menggunakan Sailfish OS murni. Seperti apa Sailfish OS? Mari kita simak pada ulasan berikut ini.
Sailfish OS adalah sistem operasi smartphone yang unik, praktis dan cantik. Sailfish berpedoman pada gesture UI yang modern yang mengoptimalkan segala tingkah laku pengguna smartphone dengan baik. Selain UI yang bagus, Sailfish berjalan dengan native code linux yang menjadi inti dari sistem ini sehingga OS ini lebih mulus tanpa lag serta kemampuan multitasking yang sebenarnya, selain itu aplikasi Android juga telah diintegrasikan sehingga anda bisa menjalankan ribuan aplikasi Andoid di Sailfish meskipun tidak semua aplikasi 100% cocok.
Sailfish tidak berjalan di atas mesin virtual dalvik, inilah yang membedakan Sailfish dengan Android sehingga anda mungkin akan merasakan OS berjalan lancar tanpa lag sepertihalnya Android. OS hanya akan menjalankan aplikasi Android diatas mesin virtual jika anda menjalankan aplikasi dari Android. Bisa dibilang Sailfish berada di tengah-tengah iPhone dan Android.
Sayangnya meskipun Sailfish dinilai lebih lancar daripada Android, anda akan tetap kehilangan layanan Google jika menggunakan smartphone ini. Seperti kita tahu Google saat ini tengah gencar-gencarnya mengembangkan perangkat lunak yang cukup penting diantaranya seperti kecerdasan buatan, layanan perpesanan, kemampuan untuk mengemat baterai seperti Doze dan banyak hal yang lain. Jika anda tidak membutuhkan itu semua maka smartphone Jolla cukup menarik untuk dicoba dimana performa native code dengan tambahan aplikasi Android menjanjikan pengalaman Android dengan UI modern tanpa lag alias lambat.
Penasaran seperti apa Sailfish OS yang berjalan pada ponsel android? Simak videonya Sailfish OS 2.0 pada LG Nexus 5 di bawah ini
Bagaimana, tertarik untuk membeli ponsel Android yang bisa diinstall dengan Sailfish? Saat ini ponsel Jolla belum beredar secara resmi di Indonesia sehingga anda hanya bisa menggunakan ponsel yang ada untuk mencoba Sailfish. Cek produk-produk smartphone di kliknklik.com yang bisa anda gunakan untuk mencoba Sailfish pada link berikut ini kliknklik.com/smartphone.