Pernah terpikir kenapa tidak membuat aplikasi yang memungkinkan para pengguna saling berbagi kendaraan untuk berboncengan atau biasa kita sebut nebeng? Alih-alih menggunakan aplikasi pemesanan ojek atau taksi online yang dulu sempat berbuntut anarkis, kini pengguna smartphone bisa saling menawarkan tebengan dan selain bisa menambah penghasilan sampingan, aplikasi seperti ini juga sangat bermanfaat untuk mengurangi kemacetan, kerusakan lingkungan hidup akibat emisi gas rumah kaca serta menghemat bahan bakar.
Waze sudah merupakan bagian dari Google sejak tahun 2013 silam, meskipun Google sendiri sudah memiliki aplikasi peta namun waze menawarkan hal yang tidak dimiliki Google Maps yakni sosial media dan saling berbagi informasi jalan secara realtime. Selain itu dengan mengakuisisi waze, Google jadi bisa leluasa menambahkan kreatifitas lain yang terlihat di visi Google, salah satunya adalah fitur ‘nebeng’ atau carpooling.
Fitur nebeng memungkinkan para pengguna aplikasi bisa menyediakan tumpangan yang searah dengan rute yang akan dilaluinya kepada pengguna lain yang memerlukan bantuan semacam ini. Tentu saja pengemudi yang menawarkan tumpangan akan mendapatkan bayaran per kilometernya yang akan dibayar oleh penumpang, dan Google sendiri tidak akan menarik komisi dari penghasilan pengemudi.
Waze Carpool menekankan bahwa mereka hanya bermaksud untuk membantu orang-orang berangkat dan pulang kerja dan patungan untuk membayar ongkos perjalanan, jadi tidak seperti layanan taksi atau ojek online yang melayani jasa transportasi berdasarkan permintaan pelanggan. Dengan tidak memungut komisi dari para pengemudi serta jalur yang searah dengan penumpang, Waze Carpool diharapkan akan memiliki efektifitas serta efisiensi biaya yang lebih rendah dibanding layanan transportasi publik daring yang belakangan naik daun.
Aplikasi nebeng semacam ini bakal menjadi saingan berat para penyedia layanan transportasi online maupun transportasi umum yang telah disediakan pemerintah setempat jika aplikasi ini bisa dijalankan dengan sukses. Sayangnya aplikasi Waze Carpool saat ini baru dalam tahap ujicoba di Amerika Serikat dan Israel untuk jalur-jalur tertentu yang memiliki aktifitas komuter yang tinggi.
Bagi anda yang merasa aplikasi semacam ini sangat bermanfaat terutama di kota-kota besar yang sering mengalami kemacetan seperti Jakarta tentu saja berharap aplikasi semacam ini segera hadir dan sedikit memberi nafas untuk kemacetan yang tak kunjung reda.
Lain halnya bagi para pengemudi ojek, taksi, sopir angkot baik yang online maupun tidak. Aplikasi semacam ini bisa membunuh roda ekonomi mereka dimana mereka setiap harinya mengandalkan mata pencaharian dari penumpang yang menyewa jasa angkutan. Masih ingat dengan peristiwa anarkis para pengemudi taksi biru yang berdemo untuk memblokir aplikasi Uber? Hal yang sama juga bakal terulang lagi jika pemerintah tidak cepat tanggap untuk mencegah kericuhan sebelum aplikasi-aplikasi semacam ini muncul.
Tidak ada yang salah dari perkembangan teknologi yang semakin memudahkan kehidupan manusia, yang salah adalah manusia yang tidak belajar dan mengikuti perkembangan teknologi sehingga ketika teknologi tersebut mengubah dia dan lingkungan sekitarnya kemudian dia menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri.
Tertarik untuk menjadi pengemudi Waze yang menawarkan tumpangan? Waze sendiri membagi aplikasi nebeng menjadi dua, Waze Rider untuk pengemudi yang ingin membagi tumpangan semerntara Waze untuk mereka yang membutuhkan tumpangan. Jika anda tertarik untuk menjadi pengemudi Waze Rider persiapkan kendaraan dan smartphone anda yang kompatible dengan aplikasi ini. Berikut adalah video teaser Waze Carpool.
Untuk mencari smartphone berspesifikasi lengkap serta dengan teknologi terbaru, anda bisa mengandalkan KliknKlik.com, toko online laptop dan smartphone dengan toko offline terbanyak tersebar di berbagai kota.