Berbicara tentang profesi desainer grafis, dengan semakin berkembang industri multimedia dan semakin canggihnya teknologi dari perangkat desain grafis saat ini, profesi ini pun menjadi cukup banyak diminati oleh kalangan anak muda di Indonesia.
Profesi ini pun dapat dibilang sangat menjanjikan, seperti cukup banyaknya desainer grafis bertalenta asal Indonesia yang bekerja di perusahaan-perusahaan desain bertaraf internasional sampai menjadi animator komik terkenal.
Dari sekian banyak desainer grafis asal Indonesia, mari kita lihat 3 desainer grafis asal Indonesia yang berprestasi di kancah internasional.
Henricus Kusbiantoro
Desainer asal Indonesia yang sukses di kancah internasional salah satunya adalah Henricus Kusbiantoro. Desainer yang lahir di kota bandung pada tahun 1973 ini merupakan desainer yang pernah bekerja dengan vokalis band musik legendaris U2. Henricus membuat brand expression untuk kampanye global AIDS di Afrika dengan Bono yang merupakan vokalis dari band U2, desain brand tersebut diluncurkan dii Davos, Swiss pada acara World Economic Forum 2006.
Pada awal karirnya Henricus bekerja sebagai desainer grafis di LeBoYe Design Studio, Jakarta. Lalu ia pindah ke New York dan mulai bekerja di sebuah perusahaan desain ternama di kota tersebut. Kemudian, ia bergabung dengan perusahaan desain identitas korporat kelas dunia Chermayeff and Geismar Inc.
Selanjutnya, Henricus mengembangkan pengalaman desainnya di Wolff Olins New York yang merupakan perusahaan konsultan merek kelas dunia yang berbasis di London. Karya fenomenalnya di perusahaan ini adalah merancang ulang semua sistem grafis dan memperkenalkan merek baru General Electric secara global pada 2004.
Wahyu Aditya
Desainer kawakan ini pernah dinobatkan sebagai dinobatkan sebagai International Young Screen Entrepreneur of the Year 2007. Acara ini berlangsung di akhir Oktober 2007, bertempat di Apollo Theatre West End, London. Hebatnya Aditya berhasil menyingkirkan peserta lain dari India, Cina, Brasil, Polandia, Slovenia, Lithuania, Nigeria hingga Libanon.
Menggabungkan kreativitas, idealisme dan bisnis merupakan keahlian dari desainer yang satu ini, hal ini yang membuat konsep membangun industri animasi yang disodorkan Aditya dinilai sangat istimewa. Bahkan kabarnya di usia yang sangat muda (sekitar 27 tahun), Aditya sempat ditawari dana besar untuk memodali semua proyeknya oleh Duncan Kenworthy (produser Four Weddings and Funeral, Nothing Hill dan Love Actually).
Christiawan Lie
Pria kelahiran Bandung tahun 1974 ini sangat membanggakan nama Indonesia di dunia, karena berhasil menembus industri komik mainstream Amerika Serikat. Dan hebatnya Chris telah menghasilkan 40 komik yang diterjemahkan ke berbagai bahasa berikut memunculkan 25 tokoh karakter dalam komik yang dibuatnya.
Selain itu Chris merupakan satu-satunya orang Indonesia yang tampil di ajang komik terbesar di dunia San Diego Comic-Con di tahun 2006. Komiknya yang terbaru, Return to Labyrinth, laku terjual hanya dalam dua hari di ajang itu. Berbagai penghargaan telah dikoleksi pemegang gelar master bidang komik dari Savanah College of Art and Design, Savannah, Georgia, AS ini, seperti :
- MTV Faces of the Millennium (2000)
- AXN-Asia Strip Contest (2001 dan 2002)
- Singapore Comic Competition (2002).
Selama menjalani kuliah S-2 di Savanah College of Art and Design, Chris sempat kerja magang di Devil’s Due, yang merupakan perusahaan penerbit dan pemegang lisensi resmi komik legendaris GI Joe. Dan hebatnya lagi ternyata desainnya disukai Hasbro – perusahaan mainan raksasa pemegang lisensi pusat GI Joe. Chris menangani pembuatan desain action figure, ilustrasi cover DVD, pengemasan, dan bentuk promosi lainnya yang berkaitan dengan komik itu.